MEMBEBASKAN NAFS YANG DISANDERA JIN
MEMBEBASKAN NAFS YANG DISANDERA JIN
Manusia terdiri atas unsur Jasad (tubuh) , Ruh dan Nafs (jiwa). Jasad merupakan unsur fisik yang bisa dilihat dan diraba oleh panca indra. Ruh dan Nafs adalah unsur ghaib yang tidak bisa di raba oleh panca indra. Berbicara tentang tubuh manusia saja sudah begitu rumit, ada ilmu khusus yang mempelajari anatomi tubuh manusia. Ilmu kedokteran mempelajari anatomi tubuh manusia untuk mengetahui berbagai penyakit yang sering menyerang fisik manusia dan cara penyembuhannya.
Ruh dan Nafs jauh lebih pelik daripada tubuh manusia, Allah telah mengingatkan bahwa manusia tidak diberikan pengetahuan tentang Ruh melainkan sedikit sekali sebagaimana disebutkan pada surat Al Israak 85 :
85. Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”( Al Israak 85)
Ruh tetap berada ditubuh manusia sejak ditiupkan kedalam rahim sampai datangnya saat ajal. Ruh memberikan kehidupan pada manusia, tatkala datang saat ajal maka ruh akan keluar dari tubuh manusia baik secara paksa maupun sukarela. Orang yang kafir akan dicabut ruhnya dengan cara paksa dan kondisi yang amat menyakitkan sebagaimana disebutkan dalam surat al Anfal 50:
50. Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri).(Al Anfal 50)
Sedangkan orang yang beriman akan dicabut nyawanya dengan lemah lembut seperti disebutkan dalam surat an Naziat ayat 2 :
2. dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut, (An Naziat 2)
Berbeda dengan Ruh maka Nafs atau jiwa manusia bisa bebas keluar masuk tubuh , ketika masih hidup. Keluarnya Nafs dari tubuh tidak menyebabkan kematian bagi seseorang, hanya saja bisa menyebabkan seseorang jadi hilang kesadarannya. Allah menceritakan hal ini dalam surat Az zumar bahwa Dialah yang menahan Nafs manusia ketika mati dan tidur, kemudian Ia menahan Nafs orang yang sudah datang ajalnya dan mengembalikan Nafs orang yang belum datang saat ajalnya.
42. Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (Az Zumar 42)
Keluarnya Ruh dari tubuh bisa menyebabkan kematian, sedang keluarnya Nafs dari tubuh hanya menyebabkan hilangnya kesadaran.
Orang yang lemah jiwanya, jauh dari ibadah dan taat pada Allah, Nafsnya sering dikuasai oleh syetan dan mahluk Jin. Mereka sering melakukan sesuatu diluar kesadarannya, kadang kala mereka kesurupan tubuhnya dikendalikan oleh bangsa Jin dan mereka melakukan berbagai hal yang tidak disadari dan diketahui oleh yang bersangkutan.
Allah memerintahkan kita agar hati hati menjaga Nafs jiwa ini agar tidak disandera dan menjadi budak setan serta hawa nafsu yang hina. Dzikir mengingat Allah, shalat dengan benar dan khusuk, membaca Qur’an dengan mentadabburinya setiap hari, dapat membersihkan dan menguatkan Nafs atau jiwa sehingga tidak mudah disandera oleh Jin dan setan.
Manusia mempunyai beberapa Nafs (jiwa sekunder) diantaranya yang terkenal didalam Al Qur’an adalah Nafsul Amarah, Nafsul Lawwamah, Nafsul Mulhamah, Nafsul Muthmainnah, Nafsul Rodiah, Nafsul Mardiyah dan banyak nafs lainnya lagi. Allah memerintahkan kita untuk mengawasi dan menjaga Nafs ini agar jangan cendrung pada kemungkaran dan kemaksiatan sebagaimana disebutkan dalam surat An Nziat 40-41
40. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,41. maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). (An Naziat 40-41)
Orang yang sebagian jiwanya disandra dan dibelenggu Jin sering berada dalam keadaan tidak sadar, melamun, merasa berada disuatu tempat, orang menyangka dia mengalami sakit jiwa atau gila. Kadangkala Nafsnya tersingkir dari tubuhnya hingga hilang kesadaranya, selanjutnya tubuhnya dikuasai oleh bangsa Jin yang mempengaruhinya. Dia berkata kata dan bertindak diluar kontrol kesadarannya, kejadian ini dikenal ditengah masyarakat dengan istilah kesurupan.
Banyak orang yang nafsnya dikendalikan bangsa jin yang melakukan perbuatan yang membahayakan dirinya dan orang lain , seperti terjun dari gedung bertingkat, menabrakan diri ke kereta api atau mobil yang sedang berjalan, membunuh anaknya, dan lain sebagainya.
Berikut kami sampaikan beberapa pengalaman perukyah membebaskan jiwa yang disandera bangsa Jin.
(1) MEMBEBASKAN NAFS (JIWA/SUKMA) YANG TERBELENGGU
Oleh Perdana Ahmad S.Psi
Sudah puluhan kali saya menerapi nafs yang dibelenggu bangsa jin, mereka yang dibelenggu nafsnya sering berhalusinasi berada disuatu tempat tertentu seperti istana, gua, suatu ruangan, kuburan, sungai, lautan atau merasa dirinya terikat disuatu tempat tertentu dengan dikelilingi oleh makhluk mengerikan. Selain itu juga mereka yang nafsnya terbelenggu merasakan dirinya lagi disiksa oleh para makhluk mengerikan.
Terakhir malam kemarin saya menerapi pasien melalui telpon yang selalu merasa berada dikuburan, merasakan dirinya dipaksa menikah dengan makhluk mengerikan, merasakan berada di suatu tempat yang dia dikelilingi makhluk mengerikan bermata hijau, sudah sangat sering diterapi ruqyah namun halusinasi itu tidak juga hilang dari bayangannya baik dalam keadaan sadar, setengah sadar atau dalam mimpi yang sangat mengganggu wanita tersebut dan membuatnya ketakutan.
Alhamdulillah setelah saya mensugestinya agar berani, saya melakukan tehnik scanning dan ternyata temuan-temuan yang kami alami diluar akal sehat. saya menuntunnya berdoa pada Allah meminta petunjuk apa sumber halusinasinya lalu setelah saya membaca beberapa doa dan pasien saya suruh mendawankan dzikir asma’ul husna, pasien merasakan dirinya (jiwa/sukmanya) berjalan menuju kuburan dan ternyata dikuburan itu dikelilingi oleh banyak siluman, saya lalu mengajarkannya agar membacakan ayat kursi dan menghembuskannya kearah siluman tersebut lalu pasien melihat siluman tersebut habis terbakar.
lalu saya suruh agar pasien tersebut mendekat ke kuburan itu dan kembali berdoa pada Allah meminta disibakkan hijab sebenarnya dari kuburan tersebut lalu setelah berdoa tiba-tiba hijab kuburan tersebut terbuka lalu pasien melihat didalam kuburan itu ada lorong menuju kesuatu istana.
Saya lalu menyurh pasien agar berjalan masuk kedalam terowongan menuju istana tersebut, pasien subhanallah dapat melukiskan dengan jelas pemandangan dalam istana tersebut, namun menurut pasien istananya kosong, saya lalu membaca al-baqarah 148 dan al mu’minun 115 dengan niat menghadirkan jin pengganggu fulanah tiba-tiba- pasien melihat ada seekor kucing, saya lalu menuntun kembali pasien berdoa kepada Allah meminta disibakkan wujud sebenarnya dari kucing tersebut ternyata berubah menjadi seorang yang ganteng seperti gambar yesus.
Ternyata sosok tersebut adalah jin pekerja sihir dan alhamdulillah saya suruh agar pasien mencekik lehernya sembari membaca ayat kursi dan sosok tersebut terbakar hangus.
Pasien juga menceritakan dia melihat ada banyak perhiasan diistana tersebut lalu langkahnya terhenti ketika melihat ada siluman jin bertubuh hijau.
Saya suruh agar pasien tersebut berdialog dengan siluman hijau tersebut dari hasil dialog ternyata mereka disuruh oleh seseorang yang dahulunya musuh keluarganya yang mengirim sihir agar ibunya ketika mempunyai anak anaknya tidak dapat menikah dan ini sihirnya berlanjut sampai kegenerasi.
saya menyuruh agar pasien tersebut mengatakan pada siluman tersebut agar mencabut perjanjian, jin tersebut mengatakan tidak bisa sebab ini perintah langsung dari Iblis.
melalui pasien saya sarankan agar jin tersebut masuk islam, namun menurut pasien tersebut jinnya tertawa terbahak-bahak dan mengancam akan menculik jiwa pasien saya itu. Saya lalu meminta agar pasien tersebut berdoa meminta sebilah pedang dan Allah mengabulkan ditangannya ada pedang dan saya suruh pasien itu menyerang jin tersebut, akhirnya terjadi perkelahian dan nafs pasien berhasil memotong-motong tubuh jin tersebut (wallahualam) .
Alhamdulillah jika selama ini pasien itu selalu ketakutan ketika melihat penampakan dengan bimbingan saya pasien menjadi seorang pemberani.lalu terjadi lagi beberapa pertempuran dengan jin yang juga bertubuh gemuk dan hijau dan semuanya bisa ditebas dengan pedang (Wallahualam).
Pasien beberapa kali mengeluh tubuhnya amat lemas dan saya tetap memberi semangat padanya. lalu saya meminta pasien berdoa agar istana itu dihancurkan Allah lalu setelah pasien membaca ayat kursi pasien melihat istana itu hancur lebur. (wallahualam)
Saya menuntun agar pasien berdoa meminta pada Allah agar diberikan petunjuk jiwa pasien yang dibelenggu jin. ternyata tiba-tiba pasien berda disuatu ruangan sangat kumuh dan melihat dirinya berbaju putih terikat di kursi, saya lalu menyuruh pasien membuka ikatannya dan berhasil, dan ketika saya menyuruh pasien menempelkan tangannya ke ubun-ubun nafsnya ternyata pasien mengeluah tidak bisa seolah ada energi tertentu yang menahan, saya lalu menyruh pasien membaca 3 qul dan menghembuskan ke nafsnya dan Alhamdulillah ketika kembali pasien mencoba menempalkan tangannya keubun-ubun nafsnya berhasil dan saya tuntun pasien berdoa pada Allah agar nafsnya dikembalikan ketempat yang merupakan sunatullah tempat tinggalnya setelah pasien membaca Al-fatihah tiba-tiba nafsnya menghilang.
Saya lalu menuntun pasien agar berdoa pada Allah agar dipertemukan dengan raja jin yang menjadi sumber sakitnya pasien.
Lalu pasien berpindah alam merasakan berada di sebuah ruangan yang terbuat dari daun-daun dan pasien tiba-tiba untuk pertama kalinya berteriak ketakutan sebab melihat sosok makhluk mengerikan berambut ular.
Tiba-tiba dada saya berdetak dan merasa berat lalu saya membaca yasin ayat 9 niat membentengi jiwa dan raga saya dan saya juga membacakan yasin ayat 9 untuk membentengi jiwa dan raga pasien.
Terjadi kembali dialog dan kembali raja jin tidak bersedia mencabut perjanjian sihir sebab katanya ini perintah dari iblis, ketika ditawarkan islam jin itu tertawa terbahak-bahak.
Saya suruh pasien menyerang dengan membaca ayat kursi dan dihembuskan kearah jin tersebut ternyata tidak berbekas dan terhalang sebuah ranjang.
Saya lalu menuntun agar pasien berdoa kepada Allah meminta agar Allah membelenggu tubuh raja jin tersebut, selesai berdoa pasien melihat jin berambut ular itu terikat dengan rantai besi.
lalu saya menyuruh pasien untuk mendekati jin berambut ular itu, dan saya suruh membaca ayat kursi dengan niat memenjarakannya, setelah membaca ayat kursi pasien meelihat seolah ada selaput seperti plastik melingkupi jin tersebut.
Tiba-tiba pasien sedikit menjerit sbb katanya ada yg datang mirip wujudnya seperti jin berambut ular dan katanya reflek menebaskan pedang dan terputus lehernya.
Lalu saya suruh pasien membuat perjanjian dengan jin tersebut, agar menyuruh anak buahnya mencabut semua sihir dan buhul sihir yang telah membuat keluarganya dan dirinya sakit, termasuk juga tunangan dan calon mertuanya yang sempat lumpuh (alhamdulillah setelah diruqyah oleh seorang ustadz sudah sembuh) baru akan dilepaskan.
Raja jin itu setuju dan kami beri waktu 3 hari untuk mencabut semua sihirnya.
Dan saya suruh pasien meninggalkan ruangan tersebut, lalu menyadarkan kembali dirinya dengan membuka matanya.
=====================================
Hari ini saya kontrol pasien Alhamdulillah bayangan dan halusinasi sudah lenyap dan tinggal was-was dihati masih ada, saya lalu menuntunnya melakukan self healing.
Wallahi kisah ini bukan rekayasa dan Alhamdulillah pasien yang berhalusinasi dengan melakukan tehnik scanning ini hampir 90 % berhasil sembuh.
Dalam ilmu psikologi juga menghadapi pasien yang terganggu mentalnya pasien jangan dipatahkan keyakinannya dengan mengatakan “itu halusinasi kamu, itu bohong, ga mungkin” sebab ini akan membuat pasien tidak akan sembuh dan malah akan timbul antipati terhadap terapi.
contohnya pasien mengalami gangguan mental merasa ada cecak di lehernya padahal hakikatnya tidak ada, maka jangan dikatakan “itu halusinasi kamu, itu bohong, ga mungkin” sebab pasien dalam keadaan irrasional tidak akan menerima pesan rasional. Sebaiknya justru diarahkan agar pasien dapat menyadari dengan jelas keberadaan cecak itu dan arahkan pasien mengambilnya dan mengeluarkan dari tubuh. lalu terakhir diklosing dengan memberikan sugesti tidak ada lagi cicak dilehernya dan yakinkan dia telah sembuh.
begitu juga dengan kasus pasien diatas Wallahu a’lam hakikat sebenarnya namun saya alhamdulillah banyak menyelesaikan kasus psikosomatis, halusinasi, delusi dengan tehnik scanning saya memadukan antara ilmu ruqyah dan ilmu psikologi yang saya dapat dibangku kuliah dahulu.
saya tidak menyarankan untuk mencoba cara ini jika tidak banyak pengalaman dan jam terbang tinggi juga ilmu psikologis yang memumpuni, lebih utama melakukan dzikir-dzikir yang disyari’ahkan untuk tindakan prefentif. dan kisah ini saya ceritakan hanya sebagai tambahan kasanah ILMU PSIKOLOGI SINERGIS RUQYAH
WALLAHU A’LAM……..
Komentar
Posting Komentar