Palasik

Suatu malam yang gelap di tengah hutan daerah pegunungan Banjarmasin Kalimantan selatan tinggalah seorang nenek tua renta sebut saja namanya Nenek Inah dan seorang cucu perempuannya yang sedang mengandung hamil sebut saja namanya Ineng. Ineng ditinggal meninggal suaminya sejak hamil satu bulan, suaminya meninggal akibat kecelakaan motor dan jatuh ke jurang. Kini yang mengurus Ineng hanyalah Nenek Inah, Nenek Inah pun sangat sayang pada Ineng, karena Ineng satu-satunya cucu dia.
Suatu malam diiringi hujan deras tepat malam jum’at kliwon Ineng mau melahirkan. Nenek Inah pun kebingungan mencari pertolongan ke siapa karena mereka berdua tinggal di tengah hutan yang jauh dari perkampungan penduduk dan sangat susah mencari bidan beranak. Karena Nenek Inah sangat kebingungan ia pun memberanikan diri untuk membidani cucunya sendiri. Si Ineng pun terus kesakitan, tidak berapa lama Ineng berhasil melahirkan anaknya dengan bantuan Nenek Inah. Akan tetapi ada kejanggalan pada sang bayi, bayi yang keluar dari rahim Ineng hanya keluar kepala sama organ dalam tubuh tanpa ada badan dan yang lebih anehnya lagi bayi itu hidup dan menangis, Ineng pun pingsang karena sangat terkejut melihat sang bayi seperti sosok palasik (penanggalanan). Anehnya Nenek Inah seperti tersenyum bahagia melihat cucunya lahir sebagai sosok setan.
Ternyata Nenek Inah ini semasa muda dia menganut ilmu hitam, dia menjadi budak ratu palasik (penanggalanan). Ternyata Nenek Inah sudah membuat perjanjian dengan ratu palasik, jika dia punya anak atau cucu nanti akan menjadi penerus ratu palasik. Dan benar saja itu terjadi pada anaknya Ineng. Tahun ke tahun berlalu akhirnya bayi itu besar tanpa ada badan, hidup hanya dengan kepala dan organ tubuhnya. Nenek Inah pun mengajarinya mencari makan. Nenek Inah menyuruh anak palasik itu untuk memakan janin-janin yang berumur 7 bulan.
Di suatu kampung ada kehebohan bahwa ada seorang ibu yang meninggal karena janinnya dihisap dan diambil oleh palasik. Warga pun kebingungan dan ketakutan, sampai suatu malam bapak-bapak dan remaja kampung sepakat untuk membuat jebakan untuk hantu palasik itu, seperti biasa umpannya ialah ibu-ibu hamil dan para warga yang berjaga tadi bersembunyi untuk menunggu kedatangan palasik itu. Denting jam pun berbunyi menandakan sudah masuk jam 12 malam dan tidak lama kemudian palasik itu pun muncul untuk menghampiri dan mengambil janin ibu hamil. Tetapi warga yang berjaga tadi langsung bertindak menangkap dan membakar palasik itu, palasik itu pun tidak bisa berkutik apa-apa, semua organnya dicincang habis-habisan oleh warga dan kepalanya dibakar.
Tidak lama kemudian Nenek Inah pun hadir sebagai palasik juga hanya kepala dan organ tubuhnya yang melayang, Nenek Inah sangat marah kepada warga. Tapi untungnya ada kiyai yang bisa menghadapi palasik Nenek Inah itu. Nenek Inah pun menyerah dia mengaku tinggal di tengah hutan dan tubuh yang dilepasnya didiamkan di dalam rumah itu. Warga pun geram dan mendatangi rumah itu dan membakar rumah itu, tubuh Nenek Inah pun ikut terbakar di dalamnya. Dan nenak Inah tidak akan bisa kembali lagi menjadi manusia seutuhnya. Sampai hari mulai pagi matahari mulai muncul Nenek Inah pun lenyap terbakar matahari.

Komentar

Postingan Populer